Kronologis Penyebab Petugas RSUD Salewangan Maros di Karantina (Isolasi Mandiri)
Kabar terbaru penyebaran covid-19 di Daerah Sulawesi Selatan adalah adanya isu bahwa salah satu Rumah Sakit yang berada di Kabupaten Maros Sulsel telah merumahkan setidaknya 50 orang karyawannya, termasuk dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.
Apa yang menyebabkan karantina massal di RSUD Salewangan Maros ini..? Ternyata penyebabnya adalah Dokter yang bertugas disana positif Covid - 19.
Perlu diketahui bahwa, dokter ini statusnya adalah dokter Resident yang sedang melanjutkan pendidikan spesialis di makassar. Dan sedang tugas luar sebagai lanjutan pedidikan dokter spesialisnya.
Menurut berita terbaru, dokter ini adalah calon dokter spesialis kandungan atau sering disebut Residen Obgyn. Nah, singkat cerita dokter ini dari Makassar, Salah satu Universitas di Makassar.
Dokter Residen Obgyn ini masuk di RS Salewangang Maros dan mulai bertugas tgl 1 April. Karena sudah beredar berita di kalangan pegawai diRS Maros kalau ada Dokter Residen Obgyn yg positiv Covid-19. Dan anehnya ternyata ini Dokter tersebut sdh di swab sekitar 2 minggu yg lalu dan salahnya adalah setelah dilakukan tes swab tapi tidak melakukan isolasi diri sampai keluar hasil tesnya.
Lanjut cerita, dokter ini malah dinas ke RS Maros untuk praktek. Jadi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, maka semua Pegawai Rumah Sakit Salewangan Maros yang pernah berinteraksi/kontak dengan dokter tersebut disuruh isolasi diri/mandiri.
Tenaga kesehatan yang telah kontak diantaranya ada Dokter Anaestesi, Perawat Anaestesi, Perawat Kamar Bersalin, Perawat ICU, dan tentunya yg paling banyak adalah Bidan di ruangan perawatan karena dia bertugas di bagian Obgyn atau perawatan Obatetry dan Gynecology.
Sampai sekarang Jumlah petugas yg diminta isolasi mandiri sebanyak 54 org. Semua petugas tersebut sudah dilakukan pemeriksaan swab semua, mudah-mudahan saja dan hasilnya Negatif.
Mohon doa dan dukungannya semua. 🙏🙏🙏
Itulah bagaimana Kronologis kejadian di RS Salewangan Maros, yang menyebabkan puluhan tenaga kesehatannya di rumahkan atau di Karantina.
